Faktualisme merupakan teori nan menyepakati “nature” alam ibarat keseluruhan realitas. Istilah “nature” sudah lalu dipakai internal makulat dengan bermacam-jenis arti, berangkat berpunca mayapada fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem jumlah mulai sejak fenomena ira pengembang perian. Natural adalah marcapada yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme yaitu sebaliknya bermula istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap standard dengan adanya guna yang terserah wujud di atas maupun di luar alam Harold H. Titus 1984 Materialisme yakni suatu istilah nan sempit berusul dan merupakan bentuk berusul naruralisme yang cacat. Namun demikian revolusi ini pada hasilnya bertambah populer berpangkal plong induknya, naturalisme, karena pada hasilnya menjadi idiologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet kini Rusia dan Republik Rakyat cina RRI. Matrealisme umumnya mengatakan bahwa di mayapada ini tak suka-suka kecuali materi, atau bahwa nature standard dan dunia fisik adalah satu. Banyaknya pemikiran-pemikiran dari para pakar filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak menghasilkan perputaran dalam makulat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang benar-benar tersebut dilatar belakangi maka dari itu banyakfaktor yang tidak ekuivalen. Diantara sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu rotasi Naturalisme. Aliran Faktualisme yang mutakadim disebutkan seperti diatas, Faktualisme ini lahir puas abad ke-17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme privat penerapan revolusi pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah berpokok seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Realisme di parasan pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan jalan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua basyar, karena kemampuanya internal berfikir. Peserta ajar harus dipersiapkan kepada dan bikin TUHAN. Untuk itu pendidikan yang bermakna dengan pandanganya yaitu Pendidikan ketuhanan, adab dan Akademikus. Pendidikan tidak semata-mata sebatas kerjakan menjadikan seseorang mau sparing, melainkan juga kerjakan menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut responsif naturalis terlazim di tiba sejak jauh periode sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah adalah radiks utama kedatangan aliran faktualisme dalam pendedahan karena sparing merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa keadaan itu memerlukan pencekokan pendoktrinan juga adalah sesuatu yang natural juga. Responsif faktualisme memandang suhu enggak mengajar subjek, melainkan mengajar murid. Pengambil inisiatif makulat pendidikan Naturalisme merupakan John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengecap karya-karya Dewey. Mentah kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis anak kunci berjudul Education Intelectual, Akhlak, and Physical. Terdapat 5 lima intensi pendidikan reaktif faktualisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Guna-guna Pengetahuan Segala Yang Minimal Berharga?” Kelima tujuan itu yakni 1 Konservasi diri 2 Mengendalikan kebutuhan hidup 3 Meningkatkan anak ajar 4 Memelihara hubungan sosial dan politik 5 Menikmati waktu luang Spencer juga menjelaskan 6 heksa- prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan mandu tersebut ialah 1 Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam 2 Proses pendidikan harus mendinginkan bagi anak pelihara 3 Pendidik harus bersendikan kesertamertaan dari aktivitas momongan 4 Memperbanyak guna-guna pengetahuan merupakan bagian bermanfaat dalam pendidikan 5 Pendidikan dimaksudkan untuk kondusif jalan fisik, bersama-sama pengambil inisiatif 6 Praktik mengajar yaitu seni menunda 7 Metode intruksi dalam ki melatih menggunakan cara induktif 8 Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi tunggul akibat mengerjakan kesalahan. Kalaupun dilakukan ikab, hal itu harus dilakukan secara sistematik. Penutup Deduksi Aliran naturalisme memandang bahwa anak adam diciptakan semoga boleh belajar dan berfikir bikin pula kepada penciptaNya, privat situasi ini implikasi di dunia kasatmata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan. Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran naturalisme memandang bahwa sekolah merupakan hal terdepan yang akan mengembankan proses belajar tiap siswa didik kerjakan dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikan kerakteristik dan jalan alam yang terserah. Kelebihan utama arus ini indi adalah penghargaannya yang tangga terhadap alam , termasuk anak yang lahir secara saintifik akan cenderug baik. Kritis ini bisa melahirkan manusia-manusia yang demokratis, sebab segala sesuatu dikembalikan pribadi masing-masing. Maka itu Subek Sarisih_PBSI-A_ STKIP PGRI Pacitan Navigasi karangan ide kita untuk kita Source
B Percikan Pemikiran Naturalisme Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains.
Source Filosofi naturalisme dalam pendidikan merupakan pandangan bahwa semua yang ada di alam semesta ini merupakan hal yang dianggap sebagai sumber pengetahuan dan nilai-nilai pendidikan. Naturalisme sangat erat kaitannya dengan pemikiran bahwa manusia adalah bagian dari alam dan segala aspek dalam kehidupan manusia dapat dipahami melalui observasi dan pengamatan secara alami. Dalam hal ini, naturalisme menganggap bahwa belajar tidak hanya dilakukan melalui proses akademis yang formal, tetapi juga melalui pengalaman. Naturally, pemikiran filosofi naturalisme ini sangat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Artinya, dalam sistem pendidikan Indonesia, naturalisme menjadi landasan falsafah bagi para pendidik. Melalui pendekatan naturalisme, pendidikan di Indonesia tidak lagi ditekankan pada penerapan pengetahuan, namun juga pada pengalaman belajar langsung. Oleh sebab itu, pendidikan di Indonesia saat ini seringkali diterapkan secara praktis dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia berkembang karena sistem pendidikan Indonesia sedang mengalami perubahan dari sistem pendidikan yang teoritis kepada sistem pendidikan yang praktis. Oleh sebab itu, dalam pengaplikasiannya, aliran naturalisme sangat mendukung metode pembelajaran aktif dan penggunaan materi dan sumber daya manusia yang ada di sekitar kita sebagai sumber pengetahuan. Contoh penggunaan aliran naturalisme dalam pendidikan adalah dengan pengajaran yang menekankan pada eksperimen dalam pembelajaran sains, memanfaatkan keadaan eksisting dalam lingkungan hidup sebagai bahan pengajaran, dan juga pengajaran berbasis masalah. Ada beberapa hal yang menjadi kunci dalam penerapan aliran naturalisme dalam sistem pendidikan Indonesia. Salah satu hal yang paling penting adalah dukungan dari lingkungan sekitar. Karena naturalisme cenderung menekankan pada pengalaman langsung sebagai pengajaran, maka lingkungan sekitar harus siap untuk mendukung hal ini dengan cara menghadirkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran seperti lingkungan alam, perpustakaan, taman, dan kegiatan komunitas. Selain itu, pihak sekolah juga harus memperhatikan kualifikasi guru. Sudah selayaknya, para guru yang akan menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan harus memiliki kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk mengaplikasikan metode pengajaran yang diusung. Guru harus memahami cara untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik dengan efektif, serta bersedia melakukan riset untuk mengadaptasi metode yang lebih baik dan tepat guna. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, penerapan aliran naturalisme memang sulit untuk diterapkan secara keseluruhan. Terlebih lagi dalam menghadapi kenyataan bahwa pendidikan di Indonesia masih terkendala oleh permasalahan seperti perbedaan budaya, kuantitas murid yang berlebih, kurangnya dana dan sumber daya, dan juga miskomunikasi antara guru dan murid. Namun, dari segi prinsip yang diterapkan, aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan upaya yang tepat untuk menata arah pendidikan ke depan, dimana pendidikan tidak sekadar menjadi proses menghafal dan menjalankan teori, tetapi juga proses menimba pengalaman secara langsung. Dalam kesimpulannya, melalui artikel ini dapat disimpulkan bahwa filosofi naturalisme dalam pendidikan sangat penting untuk diterapkan. Aliran naturalisme yang dijadikan sebagai dasar dalam sistem pendidikan Indonesia membuat murid menjadi lebih mengenal lingkungan yang mengelilinginya dan membuat pengalaman belajar menjadi lebih seru. Namun, perlu dipahami bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih memerlukan waktu dan usaha untuk diubah secara tuntas. Harapan ke depannya ialah pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk melaksanakan aliran naturalisme dalam pendidikan sehingga semua pihak, baik guru maupun murid, terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang sangat dinamis dan menarik. Ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan suatu ideologi yang percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berasal dari alam. Ideologi ini menekankan pentingnya interaksi antara manusia dan alam sebagai dasar bagi pendidikan. Berikut adalah ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia. 1. Pengalaman Aliran naturalisme dalam pendidikan menempatkan pengalaman sebagai fokus utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa melalui lingkungan sekitar mereka dianggap lebih penting daripada apa yang mereka pelajari dari buku atau tugas. Melalui pengalaman ini, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka. 2. Pembelajaran yang aktif Ciri lain dari aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pembelajaran yang aktif. Melalui pembelajaran yang aktif, siswa diajak untuk terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar. Mereka diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung, melakukan eksperimen, serta mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka secara aktif. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memahami lebih baik konsep yang diajarkan, serta meningkatkan minat dan motivasi mereka dalam proses belajar. 3. Pembelajaran berbasis inkuiri Sesuai dengan fokus pada pengalaman dan pembelajaran yang aktif, aliran naturalisme dalam pendidikan juga menekankan pentingnya pembelajaran berbasis inkuiri. Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam mencari jawaban melalui eksplorasi dan eksperimen. Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan hipotesis, melakukan pengamatan, dan menarik kesimpulan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa dalam proses belajar mereka. 4. Keterkaitan antara proses pembelajaran dengan lingkungan sekitar Aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pentingnya keterkaitan antara proses pembelajaran dengan lingkungan sekitar. Dalam konteks ini, lingkungan sekitar diberikan peran sebagai sumber belajar. Siswa diajak untuk memahami keterkaitan antara diri mereka dengan lingkungan sekitar, serta memahami dampak yang ditimbulkan oleh tindakan mereka terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan dan memahami pentingnya menjaga alam. 5. Kebutuhan anak sebagai fokus pembelajaran Terakhir, ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan adalah fokus pada kebutuhan anak sebagai fokus pembelajaran. Aliran naturalisme dalam pendidikan memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan perlu disesuaikan dengan gaya pembelajaran mereka. Oleh karena itu, pendekatan personalisasi digunakan untuk membantu siswa memahami bukan hanya apa yang perlu mereka pelajari, tetapi juga bagaimana mereka belajar dengan cara yang paling efektif dan menyenangkan bagi mereka. Demikianlah beberapa ciri-ciri aliran naturalisme dalam pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Ideologi ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan sikap yang relevan untuk kehidupan mereka di masa depan, serta membantu siswa memahami pentingnya menjaga alam dan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Pembelajaran dan pengajaran dalam aliran naturalisme Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah suatu aliran yang memandang bahwa pendidikan harus berorientasi pada alam dan lingkungan sekitar. Aliran ini menyadari bahwa manusia tidak bisa dipisahkan dari alam dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan harus memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan sekitar sebagai bahan pengajaran agar anak-anak dapat memahami dan menghargai alam serta lingkungan sekitarnya. Dalam aliran naturalisme, pembelajaran dan pengajaran harus difokuskan pada pengamatan dan eksplorasi alam. Dalam hal ini, pendidikan harus dilakukan secara langsung dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan di alam terbuka. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti memancing, menanam pohon, menanam sayuran, mengamati binatang, dan lain sebagainya. Kegiatan ini akan memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dan menyenangkan bagi anak-anak. Dalam pembelajaran dan pengajaran aliran naturalisme, guru harus menjadi fasilitator pembelajaran. Artinya, guru harus lebih mengarahkan dan memfasilitasi anak-anak dalam melakukan kegiatan di alam terbuka. Guru harus menstimulasi imajinasi anak-anak, membangkitkan rasa ingin tahu, dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi alam secara mandiri. Dalam hal ini, guru tidak lagi menjadi pemberi materi saja, tetapi menjadi fasilitator pembelajaran yang mengarahkan anak-anak dalam menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Dalam aliran naturalisme, pembelajaran dan pengajaran juga harus mengintegrasikan mata pelajaran. Misalnya, ketika anak-anak menanam sayuran, mereka akan mempelajari tentang aspek biologi, misalnya bagaimana cara tumbuhan tumbuh, bagaimana proses fotosintesis terjadi, dan juga tentang aspek sosiologi seperti bagaimana manusia merawat alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak. Dengan cara ini, anak-anak akan membentuk pemahaman yang lebih utuh tentang alam dan lingkungan. Dalam aliran naturalisme, penggunaan teknologi dalam pembelajaran tidak terlalu diprioritaskan. Sebaliknya, penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak-anak. Misalnya, ketika melakukan penelitian tentang tumbuhan, anak-anak tidak perlu menggunakan teknologi canggih. Cukup dengan menggunakan kertas, pensil, dan alat pengukur sederhana, mereka sudah dapat mempelajari banyak hal tentang tumbuhan itu sendiri. Selain itu, dalam pembelajaran dan pengajaran aliran naturalisme juga harus memperhatikan karakteristik individu anak-anak. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan pada dasarnya punya cara belajar yang unik. Oleh karena itu, pembelajaran harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik individu anak-anak. Dalam hal ini, guru harus lebih peka dan mencoba untuk memahami karakteristik setiap individu anak dan memberikan pendekatan yang berbeda-beda pada setiap individu. Dalam aliran naturalisme, evaluasi pembelajaran dilakukan secara berkelanjutan. Evaluasi dilakukan dengan cara mengamati perkembangan anak-anak dalam melakukan kegiatan di alam terbuka, memperhatikan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan alam, dan mengamati bagaimana karakteristik individu masing-masing terbentuk. Evaluasi ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui hasil kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Dalam kesimpulannya, pembelajaran dan pengajaran dalam aliran naturalisme mengajarkan anak-anak tentang cara berinteraksi dengan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber daya belajar. Dalam hal ini, anak-anak diharapkan memiliki pemahaman yang lebih utuh tentang alam serta lingkungan dan menghargainya sebagai kehidupan yang harus dijaga keberlangsungannya. Guru juga diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang mengarahkan anak-anak dalam menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Selain itu, evaluasi dalam pembelajaran aliran naturalisme dilakukan dengan cara mengamati karakteristik individu anak dan perkembangan mereka dalam berinteraksi dengan alam. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pandangan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa, lingkungan alami, dan pengalaman individu. Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang lebih berpusat pada kurikulum dan metode pengajaran yang terstruktur. Sebagai pendekatan alternatif, aliran naturalisme memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pendidikan di Indonesia. Kelebihan Satu kelebihan dari aliran naturalisme adalah bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran mereka. Seorang siswa yang mempelajari aliran naturalisme akan belajar melalui pengalaman, praktik, dan pengamatan dalam lingkungan alami. Dengan demikian, siswa akan lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan berpartisipasi aktif dalam kelompok belajar mereka. Aliran naturalisme juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan hidup yang lebih bermanfaat. Sebagai contoh, siswa yang mempelajari pertanian dalam aliran naturalisme akan belajar cara menanam tanaman, mengelola lingkungan alami, serta mengumpulkan dan memanfaatkan hasil panen. Ini adalah keterampilan penting yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mempersiapkan siswa untuk peran hidup dalam lingkungan. Kelebihan lain dari aliran naturalisme adalah mempromosikan kemandirian siswa. Dalam aliran ini, siswa akan belajar dengan mengambil inisiatif dan tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih dalam dan lebih aktif, seiring mereka merasa memiliki kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri. Kekurangan Salah satu kekurangan dari aliran naturalisme adalah kurangnya struktur dalam pembelajaran. Dalam aliran naturalisme, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri cara mereka belajar dan menentukan pengalaman dan pengamatan mereka sendiri, yang dapat menyebabkan kurang terarahnya proses pembelajaran. Dalam beberapa kasus, siswa mungkin kehilangan fokus saat belajar atau kehilangan arah pembelajaran yang jelas. Kekurangan lain dari aliran naturalisme adalah kurangnya kurikulum yang terpusat pada akademik. Dalam aliran ini, pengajaran lebih berpusat pada pengalaman dan praktik yang bersifat praktis, seperti pertanian atau kerajinan. Namun, tidak semua keterampilan akademik yang diperlukan untuk kehidupan modern tercakup dalam kurikulum ini. Dalam konsekuensinya, siswa mungkin kesulitan untuk meraih tujuan akademik yang diperlukan pada tahap berikutnya. Terakhir, kekurangan aliran naturalisme yang terakhir adalah biaya yang tinggi dalam pendidikan. Aliran naturalisme memerlukan perlengkapan dan peralatan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Peralatan seperti tanah subur, bibit tanaman, atau alat pertukangan dapat menjadi sangat mahal, sehingga tidak semua institusi pendidikan mampu menyediakannya. Ini dapat menjadi hambatan bagi institusi pendidikan dengan sumber daya terbatas untuk mengadopsi aliran naturalisme dalam pembelajaran mereka. Kelebihan dan kekurangan aliran naturalisme dalam pendidikan harus dipertimbangkan dengan cermat sebelum didasarkan pada bentuk pembelajaran mana yang harus dipilih. Bagi institusi pendidikan yang mencoba mengimplementasikan aliran naturalisme, hal itu harus dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kekurangan sebagai hambatan untuk menemukan cara yang efektif untuk memastikan siswa pada jalur pembelajaran yang tepat. Contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia Aliran naturalisme dalam pendidikan adalah pendekatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perkembangan alami anak dalam belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir yang kritis. Aliran ini berfokus pada penggunaan proses belajar yang alami tanpa banyak gangguan dari pengaruh luar dan tekanan dari lingkungan sosial. Pada praktiknya, terdapat beberapa contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Berikut penjelasannya 1. Pembelajaran yang Menggunakan Metode Observasi Salah satu contoh penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran yang mengedepankan metode observasi. Dalam metode ini, anak diajak untuk belajar melalui pengamatan terhadap objek atau hal yang sedang mereka amati. Misalnya, ketika membahas materi biologi, anak akan lebih banyak melihat dan mengamati langsung organisme seperti hewan dan tumbuhan daripada hanya mendengarkan teori dalam buku pelajaran. 2. Fokus pada Kemampuan Anak dalam Menggali Pengetahuan Contoh penerapan aliran naturalisme lainnya adalah dengan memberikan fokus pada kemampuan anak dalam menggali pengetahuan secara mandiri. Anak diberikan kebebasan untuk menentukan apa yang ingin dipelajari dan bagaimana caranya untuk mempelajarinya. Hal ini mengedepankan penguatan kemampuan kognitif dan regulasi diri anak dalam belajar. 3. Metode Pembelajaran yang Dilakukan di Luar Kelas Untuk mewujudkan aliran naturalisme, metode pembelajaran juga dapat dilakukan di luar kelas. Anak diizinkan untuk melakukan eksplorasi di lingkungan sekitar dan memperoleh pengalaman baru. Contohnya, ketika memberikan pelajaran sejarah, anak diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan belajar langsung dari sumbernya. 4. Model Pembelajaran Kolaboratif Aliran naturalisme juga diterapkan melalui model pembelajaran kolaboratif yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya dalam memecahkan masalah. Dalam model ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam membantu anak mengikuti alur pembelajaran. Dalam pembelajaran kolaboratif, diharapkan anak akan mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berpikir kritis. 5. Penggunaan Media Digital untuk Mendukung Pembelajaran Aliran naturalisme juga dapat dikombinasikan dengan penggunaan media digital untuk mendukung prestasi belajar anak. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan akses pada anak untuk memperoleh informasi dari internet. Dalam hal ini, guru harus memperhatikan materi yang relevan dan benar-benar dibutuhkan oleh anak untuk menghindari dampak negatif seperti kecanduan gadget. Secara keseluruhan, penerapan aliran naturalisme dalam kurikulum pendidikan di Indonesia membawa efek positif dalam perkembangan anak dan keberhasilan dalam belajar. Namun, tetap memerlukan pemahaman yang baik dari pendidik dalam menjalankannya sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada anak.
Secaraumum karya seni lukis ialah . 10 26 2022 · contoh lukisan naturalisme dikutip dari wikipedia naturalisme merupakan salah satu aliran dalam seni rupa yang berusaha untuk . Contoh karya seni lukis aliran abstraksionisme. Berikut ini adalah contoh lukisan naturalisme baik dalam negri maupun luar negeri: Seni kriya (pengertian, fungsi
PENERAPAN ALIRAN NATURALISME DALAM PEMBELAJARAN OlehBowo Dwi Nurcahyono PENDAHULUAN Sistem Pendidikan adalah langkah utama dalam menembuhkan Potensi Manusia agar menjadi Dewasa, Beradab, Normal. Dalam pendidikan beberapa tokoh berkata Sistem Pembelajaran yang bai kdilakukan secara Naturalisme yaitu pemikiranatau system belajar yang benar adalah dengan system alami dari mereka yang masih mengalami masa pembelajaran ,utamanya anak-anak yang masih dalam masa berkembang .Tahap ini adalah teori yang baik dalam proses pembelajaran karena semua hal yang dilakukan oleh peserta didik dilakukan tanpa tekanan, yang tentunya dengan bimbingan seorang pendidk. Jadi peserta dalam berfikirnya dengan teori naturalisme,berfikir secara natural atau alami. KONSEP DASAR Sistem Pendidikan ini sudah terencana dan di sengaja dalam Program Pemrintahan, yang bertujuan mencerdaskan bangsa ,menjadikan bangsadan membantu mencerdaskan anakbangsa, membangun potensi anak dan membantu perkembang anak anak bangsa agar bermanfaat didalam masyarakat maupun fungsi bagi diri sendiri sebagai individual yang akan bergabung dan berinteraksi deengan individual yang lainya tentu dengan kemampuan yang berbeda-beda dan pasti membutuhkan, saling melengkapi dengan bidang materi yang diplih sesuai yang diinginkan dan sesuai bidang yang menjadi kemampauan dasar maupun kemampuan setelah jenjang pendidikan selesai. SEJARAH Teori ini pada akhir abad kedelapan belas dan awal berabad-abad ke sembilan belas, naturalisme dalam pendidikan telah dinyatakan oleh Jean Jacques Rosseau Dan Johann Heinrich Pestalozzi, dalam beberapa sumber mengatakan bahwa paham teori naturalisme ini adalah oleh sebagian orang atau pendapat beberapa orang ,teori naturalisme dalam pendidkan dinyatakan teori pembaharuan dalam pendidikan. seorang bapak dari Amerika yang mempunyai paham Progressivisme , menekankan belajar alamiah di masa anak-anak, dengan metode darmawisata, alamiah yang dipelajari langsung. Pengalaman berhubungan dengan perasaan sebagai basis untuk belajar di masa datang yang berarti bahwa anak-anak mempunyai pengalaman dengan object di dalam lingkungan. Melalui aktivitas dan kegiatan, mereka diharapkan untuk aktif berhadapan dengan kegiatan tersebut, dan dalam melaksanakan eksperimen sehingga didapatkan kesamaan pemahaman tentang lingkungan tersebut. William Heard Kilpatrick 1871- 1965, ANALIS Menurut Filosufasal Perancis, 1712-1778 tentang aliran teori Naturali sme dalam PendidikanYaitu Rousseau. Rousseau berpendapat dalam bukunya Emile bahwa “Semua adalah baik pada waktunya datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk ditangan manusia”. Maksut dari pendapat Rousseau tadi, yaitu semua anak yang baru lahir di ciptakan dengan pembawaan yang baik, tidak ada satu anakpun yang buruk sikap dan budi, pekertinya saat baru pembawaan seorang anak yang baik sejak di lahirkan tersebut akan menjadi buruk atau rusak oleh tangan arti buruk atau rusak karena system pendidikan yang diberikan kepada anaka tersebut sehingga menjadikan anak dengan pembawaan yang buruk. Di dalam pendapat Rousseau berisikan kita harus membiarkan anak berkembang dengansen dirinya dalam arti, dalam pemahaman pendidikan kita hanya boleh member pengarahan dan motifasi kedalam anak, sehingga anak berkembang secara alami sesuai dengan kemampuan berfikirnya berkembang secara natural alamiah tidak ada unsure pemaksaan yang terjadi sehingga tidak menjadikan anak tertekan dan terpaksa sehingga memberikan efek beban yang memungkinkan terjadi hal yang tidak diinginkan hal-hal buruk yang akan diperbua toleh seorang anak tersebut yang merugikan dirinya sendiri maupun diri orang lain. Kemudian untuk pemaparan yang dimaksud, seorang anak yang baik sejak di lahirkan tersebut akan menjadi buruk atau rusak oleh tangan manusia, yaitu anak akan menjadi buruk pembawaanya karena salah dalam pembibingan atau pengarahan yang dilakukan yang mengakibatkan anak berkembang tidak secara Natural atau secara alamiah tetapi dengan unsur pemaksaan pendidikan yang menjadikan anak tidak bisa berkembang sesuai dengan kemampuan dan bidang sertapotensi yang dimiliki anak tersebut. Dalamteorinya Reosseu ingin menjauhkan anak dari segala keburukan sifat dari masyarakat sekitar yang serba dibuat-buat atau bersifat “artificial” senhingga membiarkan untuk anak kembali kesifat aliminya dalam arti sifat yang menjadi pembawaan dari lahir tanpa ada pengaruh dari lingkungan. Rousseau menginginkan anak didik dapat menjauh dari sifat dibuat-buat artificial dan dapat anak kembali ke alam mempertahankan sifat alaminya atau naturalnya seperti apa yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta sejak merka lahir. PENUTUP Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan yang berhasil ,yaitu sistem pendidikan yang dijalankan dengan sifat naturalisme atau dengan metode alamiah yang mengutamakan perkenbangan pemikiran seorang siswa terhadap sistem berfikirnya sehingga tidak merusak sistem perkembangan atau masa-masa pertumbuhan pada anak-anak. Sehingga dalam metode ini tidak akan mempengarui sifat buruk yang ditimbulkan dari lingkungan atau masyarakat sekitar .Anak-anak akan bisa tumbuh alami seperti sifat asli pembawaan dari sang pencipta seperti yang dikemukakan oleh DAFTAR PUSTAKA “teori-naturalisme “.Kumpulanmakalah. Online WWW. Di akses pada 19 oktober 2013 *Bowo Dwi Nurcahyono, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia kelas A. Makalah ini disusun guna memenuhi sebagian tugas Individu pada mata kuliah Ilmu Pengantar Pendidikan tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin,
a Bisa menjadi manusia yang lebih mendidik dan membangun diri sendiri. b. Mengajar dan melatih untuk memandang dengan luas,menghindari dari kepicikan. c. Memiliki pandangan yang menyeluruh dan sistematis mengenai alam semesta dan tempat manusia hidup di dalamnya. d. Nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan dapat dijadikan pandangan hidup.
Source Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan salah satu konsep pembelajaran yang mengakui pentingnya lingkungan alam sebagai media belajar yang efektif bagi anak-anak. Konsep ini menganggap bahwa anak-anak akan belajar lebih baik jika dibawa ke lingkungan alam dan dibiarkan untuk berinteraksi dengan alam. Oleh karena itu, aliran naturalisme mengusung konsep belajar dari alam, belajar sambil bermain, dan pengalaman langsung. Pendekatan aliran naturalisme mencoba untuk mengintegrasikan pemikiran tentang pembelajaran dengan lingkungan alam. Pada saat yang sama, konsep ini juga mengajarkan anak-anak untuk memperhatikan, menghargai, dan menjaga alam semesta. Naturalisme mendefinisikan lingkungan dan pengalaman alam sebagai sumber pembelajaran utama. Dalam aliran naturalisme, lingkungan alam menjadi lingkungan pembelajaran yang paling ideal. Gayung bersambut, anak-anak juga lebih memilih untuk belajar dan bermain di luar ruangan daripada di dalam ruangan. Lingkungan luar menyediakan banyak kesempatan bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas yang sehat, seperti berlari, menari, bermain bola, dan sebagainya. Alasan mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia karena Indonesia sendiri adalah negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Negara ini memiliki banyak sekali satwa dan tumbuhan endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Oleh karena itu, orang Indonesia mungkin merasa bahwa sangat penting untuk mengenalkan anak-anak dengan keindahan alam di tanah air mereka melalui pendidikan. Di Indonesia, implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan dapat ditemukan dalam kurikulum sekolah, kegiatan kelas luar, dan kegiatan belajar mengajar yang diselaraskan dengan karakteristik lingkungan yang ada. Anak-anak diajarkan tentang lingkungan alam dan bagaimana mereka harus merawatnya. Dalam kegiatan kelas luar, anak-anak juga diajak untuk berinteraksi dengan alam dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam. Pada saat yang sama, dapat mengembangkan rasa senang dalam diri anak-anak sedari kecil. Alasan lain mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia karena lewat konsep ini, anak-anak dapat melihat keindahan alam Indonesia dan lebih peduli terhadap lingkungan, jadi mereka bisa menjadi generasi penerus yang peduli terhadap lingkungan. Selain itu, konsep ini juga meningkatkan kemampuan motorik anak-anak. Sehingga sambil belajar mereka juga dapat bermain dan beraktivitas. Implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan memberikan manfaat yang cukup banyak. Anak-anak dapat belajar lebih baik di lingkungan yang sehat dan merasa lebih bahagia ketika mereka sedang berada di lingkungan alam. Lingkungan yang merangsang juga dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak-anak, sambil tetap memberi mereka kesempatan untuk mempelajari dasar-dasar akademik. Dalam hal ini, aliran naturalisme menjadi solusi alternatif yang sangat efektif dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak. Alasan lain mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia adalah karena kurikulum pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan mengalami perubahan. Ada banyak pendekatan terbaru dalam pendidikan yang sedang diadopsi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri. Seiring dengan itu, semakin banyak sekolah dan organisasi pendidikan yang beralih ke aliran naturalisme. Inovasi ini dinilai sebagai cara yang lebih efektif dan menyenangkan untuk belajar dan mengajar, terlepas dari usia, tingkat pendidikan, dan latar belakang pengalaman pelajar. Aliran naturalisme dalam pendidikan memungkinkan anak-anak untuk merasakan alam dan memperluas wawasan mereka. Dengan mempelajari sedikit dari alam, anak-anak diharapkan dapat belajar bagaimana merawat planet kita dan segala isinya. Oleh karena itu, semakin banyak organisasi dan layanan pendidikan yang memilih aliran naturalisme sebagai metode utama pembelajaran, semakin banyak juga anak-anak Indonesia yang dapat tumbuh cerdas dan peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Semoga hal ini akan merangsang pertumbuhan kesadaran lingkungan di kalangan pemuda Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang lebih peduli lingkungan di masa depan. Sejarah Perkembangan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan suatu pandangan filosofis yang mengaitkan antara manusia dan alam sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aliran ini percaya bahwa manusia adalah makhluk alami yang baik dan mengasah kemampuan manusia sebagaimana sifat alaminya. Naturalisme tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dianut dalam seni dan sastra. Perkembangan aliran Naturalisme dalam pendidikan di Indonesia berawal pada zaman penjajahan Belanda. Berbagai pemikir dan tokoh pendidikan terkenal seperti Ki Hajar Dewantara dan Soetomo adalah beberapa sosok intelektual yang turut memasyarakatkan aliran naturalisme dalam proses pembelajaran. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Pendidikan yang dijalankan di Taman Siswa menekankan pada keseluruhan individu. Pendidikan di sini luluh lantak tidak sekadar pembelajaran materi tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan siswa. Para siswa diasuh dan menerima fasilitas pendidikan yang memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia seperti kesehatan, hygiene, dan keamanan. Semua hal tersebut diarahkan kepada tujuan terpenting yaitu pengembangan pribadi siswa yang utuh dari segi kognitif, psikis, dan sosial. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aliran naturalisme diimplementasikan dalam pembelajaran. Sekolah-sekolah mengadopsi metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik di dalam aktifitas pembelajaran sehingga mereka dapat mempelajari dan memahami materi melaui pengalaman langsung atau “learning by doing. Dalam konteks pendidikan, naturalisme sangat penting karena memperlihatkan bahwa lingkungan di sekitar kita memiliki pengaruh besar pada pembelajaran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru sebagai fasilitator atau penggerak siswa dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip aliran naturalisme menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan peran guru adalah sebagai pembimbing yang membantu siswa dalam mengeksplorasi minat mereka dan menemukan jati diri mereka. Naturalisme mendorong pengembangan superioritas siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, proses belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk belajar dan bertindak secara mandiri dan diperkenankan mengeksplorasi potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai pengarah serta fasilitator dalam proses belajar. Pendidikan yang digerakkan oleh aliran naturalisme cenderung berorientasi pada kemanusiaan yang ditunjukan kepada keunggulan hilir-mudik holistik. Modernisasi yang sudah dalam kondisi globalisasi dapat membawa ke arah kehancuran, dan hanya dengan fondasi pembelajaran yang berbasis manusia baru dapat membawa Indonesia pada jalur pembangunan yang benar. Aliran naturalisme juga merujuk pada keberadaan manusia sebagai bagian dari lingkungan hidup. Oleh karena itu, aliran ini mengajarkan mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam. Pembelajaran lingkungan mulai diperkenalkan sehingga siswa dapat memahami pentingnya menjaga kelestarian alam dan bumi. Akhirnya, aliran naturalisme dalam pendidikan adalah sebuah pandangan yang penting terutama dalam membangun sumber daya manusia berkualitas dan juga dalam membangun negara Indonesia yang produktif dan mandiri dalam kaitannya dengan melihat konteks yang ada saat ini. Sejarah perkembangannya yang panjang dan pemikir-pemikir terkenal di Indonesia telah menghasilkan sistem pendidikan yang inklusif dan berfokus pada pengembangan siswa yang utuh dari segi kognitif, psikis, dan sosial. Prinsip-Prinsip Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia merupakan salah satu pendekatan yang muncul pada awal perkembangan pendidikan modern. Menurut aliran ini, pendidikan seharusnya lebih fokus pada anak dan mengarahkan mereka untuk mengeksplorasi dunia nyata dan belajar dari pengalaman langsung. Berikut adalah prinsip-prinsip utama aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia 1. Menghargai Keunikan Anak Prinsip pertama aliran naturalisme adalah menghargai keunikan anak. Setiap anak memiliki bakat, minat, dan kecerdasan yang berbeda-beda, oleh karena itu, guru seharusnya memahami karakter masing-masing anak dan menghormati keunikan mereka. Hal ini dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki tanpa merasa terkekang oleh aturan atau standar tertentu. 2. Mengembangkan Pembelajaran yang Personalized Prinsip kedua aliran naturalisme adalah mengembangkan pembelajaran yang personalized. Dalam konteks pendidikan modern, personalized learning telah menjadi trend dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini juga menjadi fokus utama bagi aliran naturalisme. Guru seharusnya memahami bahwa setiap anak belajar dengan cara yang berbeda, oleh karena itu, pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyesuaikan gaya belajar masing-masing siswa. 3. Mengutamakan Pengalaman Nyata sebagai Sumber Pembelajaran Prinsip ketiga aliran naturalisme adalah mengutamakan pengalaman nyata sebagai sumber pembelajaran. Dalam praktiknya, hal ini berarti guru harus menggunakan konteks dunia nyata sebagai sumber belajar. Ketika anak belajar tentang mata pelajaran matematika, mereka tidak hanya belajar dari buku atau kertas, namun juga belajar bagaimana menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengalaman langsung juga memberikan kesempatan pada anak untuk memahami secara lebih dalam konsep-konsep yang mereka pelajari. Dalam mengaplikasikan prinsip ini, guru harus membuka ruang yang cukup bagi anak untuk mengeksplorasi dunia nyata. Guru seharusnya berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai sang pengontrol yang hanya memberikan instruksi dari luar. Anak harus diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki dan memecahkan masalah dengan alat yang tersedia di sekitar mereka. Dalam hal ini, aliran naturalisme mengajarkan pentingnya pengalaman langsung untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 4. Mendorong Kreativitas dan Inovasi Prinsip terakhir aliran naturalisme adalah mendorong kreativitas dan inovasi. Dalam aliran naturalisme, anak ditanamkan kepercayaan bahwa mereka dapat menjadi orang yang kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah atau menciptakan sesuatu yang baru. Guru seharusnya memberikan kebebasan dan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini, aliran naturalisme sangat cocok dikembangkan pada anak usia dini yang sangat menggemari kegiatan ekspresi diri seperti menggambar, mewarnai, dan membangun sesuatu dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Secara umum, prinsip-prinsip aliran naturalisme sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Hal ini dibutuhkan karena setiap anak memiliki keunikan yang harus dihargai dan perkembangan mereka seharusnya didukung. Dalam hal ini, guru seharusnya menjadi fasilitator dan anak harus diberikan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Dengan demikian, aliran naturalisme akan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Kelemahan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme merupakan salah satu aliran pendidikan yang menjunjung tinggi kebebasan anak untuk berkembang sesuai dengan alaminya. Namun, seperti halnya aliran pendidikan lainnya, aliran naturalisme memiliki kelemahan-kelemahan yang harus diketahui oleh pendidik dalam mengaplikasikan pendidikan ini di Indonesia. 1. Tidak Ada Standar Pendidikan yang Jelas Salah satu kelemahan aliran naturalisme adalah tidak adanya standar yang jelas dalam memberikan pendidikan kepada anak. Sebagai pendidik, kita harus memahami bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus mampu memahami secara mendalam karakteristik dan kemampuan anak yang diajarinya dan membuat standar pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik anak tersebut. 2. Cenderung Menyepelekan Disiplin Aliran naturalisme cenderung menyepelekan disiplin dalam memberikan pendidikan pada anak. Masalah ini seringkali memberikan dampak buruk, karena anak menjadi tidak terarah dan cenderung mengikuti kehendak pribadinya. Sebagai pendidik, disiplin harus diterapkan untuk membentuk karakter baik pada anak dan memberikan struktur pada kehidupannya. 3. Kurang Efektif untuk Menyiapkan Anak Menghadapi Dunia Kerja Aliran naturalisme cenderung fokus pada pengembangan kreativitas dan kebebasan anak. Meskipun hal-hal tersebut penting, sebagai pendidik juga perlu memperhatikan persiapan anak menghadapi dunia kerja. Pengembangan keterampilan yang berguna dalam mendukung karir di masa depan juga harus menjadi perhatian dalam memberikan pendidikan pada anak. 4. Kurangnya Perhatian pada Peningkatan Kognitif Anak Salah satu kelemahan aliran naturalisme dalam pendidikan adalah kurangnya perhatian pada peningkatan kognitif anak. Anak-anak yang mendapat pendidikan dengan aliran naturalisme cenderung mengalami kesulitan dalam berpikir rasional dalam mengambil keputusan. Sebagai pendidik, kita harus mampu mengenali kelemahan ini dan berusaha meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan memberikan pendidikan yang baik dan terarah. 5. Sangat Bergantung pada Individu Aliran naturalisme dalam pendidikan juga sangat bergantung pada individu, baik itu anak atau pendidik. Anak memiliki kebebasan dalam mengembangkan dirinya, namun jika tidak dibimbing dengan baik, anak bisa terjerumus pada hal-hal yang salah dan merugikan. Sebagai pendidik, kita harus mampu memantau perkembangan anak yang diajar dan memberikan arahan yang benar. Kesimpulannya, aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu diperhatikan oleh para pendidik. Meskipun aliran naturalisme dapat memberikan kebebasan dan kreativitas pada anak, aliran ini juga dibutuhkan keteraturan dan disiplin dalam memberikan pendidikan yang baik dan efektif bagi anak di Indonesia. Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Pendidikan di Indonesia selalu berubah dalam merespon kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Salah satu aliran pendidikan yang populer adalah aliran naturalisme. Naturalisme adalah pandangan yang mengutamakan alam sebagai dasar pemikiran. Dalam konteks pendidikan, aliran naturalisme menekankan pada pengalaman diri sendiri sebagai bentuk belajar yang efektif. Pengenalan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Aliran naturalisme dalam pendidikan muncul pertama kali pada abad ke-17 di Eropa. Pemikir-pemikir seperti Jean-Jacques Rousseau dan John Dewey menjadi pemimpin aliran ini. Saat ini, naturalisme dalam pendidikan mulai diterapkan di Indonesia. Tujuan utama aliran ini adalah membantu siswa untuk menjadi individu yang mandiri, kritis, dan bebas dalam memilih jalan hidupnya. Karakteristik Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Sesuai namanya, aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pada pengalaman alami atau natural dalam proses belajar siswa. Guru harus menyajikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan menyenangkan agar siswa lebih mudah memahami. Selain itu, pendidikan naturalisme mengajarkan siswa untuk mandiri. Siswa diharapkan bisa mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri, tanpa bergantung pada guru atau orang lain. Aliran naturalisme dalam pendidikan juga menekankan pada proses belajar yang kontekstual. Artinya, proses belajar harus dihubungkan dengan situasi yang ada di sekitar siswa, baik itu lingkungan, budaya, maupun organisasi sosial. Pendidikan naturalisme juga harus relevan dengan kehidupan nyata siswa. Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Sudah banyak sekolah di Indonesia yang menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan. Sejumlah sekolah internasional, seperti Singapore School dan Semarang Independent School, mengadopsi aliran ini dalam kurikulum mereka. Selain itu, sejumlah perguruan tinggi juga sudah menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan. Universitas Ciputra Surabaya, Misro University, dan Telkom University adalah beberapa contohnya. Salah satu bentuk penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan proyek yang mereka sukai dan tertarik. Hal ini membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan menjadi lebih mandiri karena tanggung jawab terhadap proyek tersebut ada pada siswa. Selain itu, aliran naturalisme juga menerapkan pendekatan belajar dengan bermain. Siswa diajak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Keuntungan dari Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan bagi siswa. Pertama, siswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dan mandiri. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi mereka juga diajarkan untuk berpikir dan mengevaluasi sesuatu dengan mandiri. Kedua, siswa menjadi lebih sadar dengan konteks lingkungan dan budaya di sekitarnya. Dengan pendekatan kontekstual, siswa dapat memahami bahwa pendidikan harus relevan dengan kehidupan nyata. Ketiga, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga aktif dalam mencari informasi dan mengekspresikannya. Penutup Aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia semakin populer. Penerapan aliran ini dapat membantu siswa menjadi mandiri, kritis, dan sadar dengan konteks lingkungan mereka. Sudah ada banyak sekolah dan perguruan tinggi yang menerapkan pendidikan naturalisme, dan ini memberikan banyak manfaat untuk siswa. Namun, sebagai siswa atau orang tua, kita juga perlu memperhatikan pentingnya nilai-nilai tradisional dalam pendidikan kita. Aliran naturalisme tidak boleh mengabaikan nilai-nilai moral dan budaya Indonesia yang sudah turun temurun.
Dengandemikian, aliran naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat peadosentris, yaitu faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar. Jadi, pendidikan yang merupakan bagian dari pengalaman individu, dijadikan sebagai kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.
Aliran naturalisme – Di dalam seni rupa, terdapat berbagai jenis aliran yang menampilkan objek gambar yang ada di dalam karya seni tersebut. Salah satu aliran yang sering digunakan adalah aliran Naturalisme. Aliran yang satu ini merupakan salah satu aliran seni rupa yang umumnya digunakan untuk mengekspresikan kesan kemapanan romantisme. Tak hanya itu saja, aliran Naturalisme mempunyai sejarah yang cukup panjang dan terdapat tokoh yang banyak berkontribusi terhadap aliran tersebut. Untuk lebih jelasnya, di dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pengertian aliran Naturalisme, sejarah, ciri-ciri, dan juga tokoh yang ada di dalamnya beserta dengan contoh karyanya. Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. Pengertian Aliran NaturalismeSejarah Aliran NaturalismeSastra NaturalismeCiri-Ciri Aliran NaturalismeTokoh penting & Contoh Lukisan Naturalisme1. John ConstableLukisan Naturalisme John ConstableDedham Vale 1816 & AnalisisnyaMaria Bicknell 1816 & AnalisisnyaThe White Horse 1819 & Analisisnya2. Thomas ColeLukisan Naturalisme Thomas ColeLake with Dead Trees Catskill 1825 & AnalisisnyaThe Consummation of Empire 1836 & Analisisnya3. William Bliss BakerLukisan Naturalisme William Bliss BakerFallen Monarchs 1886 dan Analisisnya4. Abdullah SuriosubrotoLukisan Naturalisme Abdullah SuriosubrotoPemandangan Gunung 19355. Basuki AbdullahLukisan Naturalisme Basuki AbdullahPantai Flores 1942Kategori SkillMateri Terkait Aliran Naturalisme merupakan salah satu aliran seni rupa yang mengedepankan keakuratan dan kemiripan objek yang digambar supaya terlihat lebih natural dan juga realistis seperti referensinya yang ada di alam. Aliran seni yang satu ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dari para seniman terhadap keindahan alam yang ada. Umumnya, para seniman tersebut akan mengangkat tema keindahan pemandangan yang ada di sekitar, seperti yang terjadi di pergerakan mooi indie di Indonesia. Para seniman kadang kala memilih latar cahaya yang lebih terlihat dramatis yaitu pada saat terbit dan tenggelamnya matahari. Hal itu dilakukan untuk memperoleh pencahayaan golden hours. Pemilihan cahaya yang dramatis tersebut merupakan salah satu ciri-ciri aliran Romantisme yang diberontak oleh aliran Naturalisme. Dimana Naturalisme menganggap di dalam pencahayaan yang tidak dramatis juga keindahan alam akan tetap bisa digambarkan. Aliran naturalisme ini merupakan salah satu contoh bagaimana suatu aliran seni juga bisa diartikan berabad-abd setelah pergerakan awalnya mulai muncul. Sebab, walaupun pergerakan Naturalisme merupakan sebuah wujud pengembangan dari realisme dan melawan romantisisme, namun prototypenya sudah ada sejak abad ke-17. Kemudian pada tahun 1820-an, bentuk awal dari Naturalisme sudah menjadi sebuah tren dominan di dalam lukisan pemandangan. Dimana sebagian besar karena mendapat pengaruh dari seniman dari Inggris yang bernama John Constable. Selama periode tersebut, kelompok dan sekolah seniman yang ditujukan untuk masyarakat umum telah didirikan di berbagai tempat yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa sekolah tersebut antara lain, Akademi Norwich di Inggris Timur, Akademi Barbizon di Prancis tengah, dan Akademi Hudson River di New York State. Sekolah-sekolah tersebutlah yang mampu mempengaruhi seluruh Eropa. Sejarah Aliran Naturalisme Setelah mengetahui pengertian dari aliran Naturalisme, kini kita akan membahas mengenai sejarah kemunculan Aliran Naturalisme. Berikut adalah penjelasan selengkapnya. Sejarah dari aliran Naturalisme pada awalnya dikenalkan oleh John Amos Comenius, yaitu seorang filsuf pada abad ke-16. Pada saat itu, filsuf ini diyakini sebagai seseorang yang pertama kali memperkenalkan aliran tersebut terutama di dunia pendidikan. Untuk aliran Naturalisme sudah ada sejak tahun 1850-an di Perancis dan menjadi salah satu reaksi kemapanan oleh para pengikut Aliran Romantisisme. Selain didukung oleh tokoh-tokoh Naturalisme, aliran ini juga berkembang dengan cukup pesat seiring dengan kemajuan teknologi visual dan pengukuran. Salah contohnya yaitu mengenai penggambaran anatomi manusia dan juga hewan yang semakin akurat. Sehingga seni lukis pada aliran Naturalisme bisa menggambarkan objek manusia dan juga hewan dengan lebih detail sesuai dengan bentuk aslinya. Perkembangan dari aliran yang satu ini juga didukung oleh peningkatan ilmu perspektif jarak jauh yang semakin berkembang. Sehingga para pelukis bisa mengaplikasikan ilmu tersebut di dalam lukisan karya mereka untuk menggambarkan objek secara lebih nyata sesuai dengan yang mereka lihat. Pada abad ke-17, penggambaran kondisi cuaca dan pencahayaan di dalam lukisan juga semakin baik, yaitu menjadi lebih halus dan lebih nyata. Jadi sangat membantu untuk melukiskan aliran Naturalisme tersebut. Sastra Naturalisme Sedikit berbeda dengan istilah Naturalisme yang kerap dipakai pada seni rupa. Di dunia sastra, istilah naturalisme memiliki arti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita realisme. Itu artinya, sastra aliran naturalisme akan bercerita secara jelas mengenai kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa adanya sensor adegan ataupun dialog yang kontroversial. Pastinya hal tersebut dilakukan selama adegan kontroversial itu masih ada tujuannya. Sementara Naturalisme yang ada di seni rupa bisa menjadi istilah yang dipakai untuk menyatakan “kemiripan dengan alam”. Dimana gambar yang sangat mirip dengan aslinya bisa disebut natural, pastinya ini di luar konteks aliran Naturalisme. Sedangkan di dunia sastra, Naturalisme umumnya ditulis dengan huruf “N” besar untuk mengungkapkan bahwa naturalisme merupakan sebuah istilah yang spesifik untuk satu aliran saja, bukan sebuah istilah natural untuk konteks apa saja. Ciri-Ciri Aliran Naturalisme Membedakan aliran naturalisme dengan aliran lainnya bisa dikatakan tidak begitu mudah. Terlebih jika dibandingkan dengan aliran realisme. Tapi, kita bisa berpegang pada beberapa ciri-cirinya, sebagai berikut 1. Menonjolkan kemiripan gambar lukisan dengan objek yang dilukis sesuai dengan aslinya. 2. Teknik dan kemampuan para seniman menjadi senjata utama. 3. Mengusung tema lukisan yang indah tapi berdasarkan kemurniannya. 4. Naturalisme merupakan bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam sekitar. 5. Mengusung tema keindahan alam dan pemandangan yang ada disekitar seniman. 6. Melukis keindahan, kecantikan, dan ketampanan potret manusia apa adanya tanpa dilebih-lebihkan. Tokoh penting & Contoh Lukisan Naturalisme Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa aliran ini adalah salah satu contoh aliran yang dicetuskan lama setelah kemunculannya. Oleh sebab itu, tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting dalam perkembangan aliran ini juga akan mempunyai gap antar tahun yang cukup besar. Berikut ini adalah beberapa seniman yang menjadi tokoh berpengaruh dalam perkembangan aliran Naturalisme. 1. John Constable John Constable merupakan seniman yang berasal dari Inggris yang dianggap sebagai tokoh seniman yang memberikan banyak pengaruh dalam perkembangan aliran Naturalisme. Ia dulunya menolak gaya lukisan pemandangan. Constable mengatakan bahwa “Kebiasaan pelukis hari ini adalah bravura, sebuah upaya untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui kebenaran”. Lalu, Ia memilih untuk membuat cara representasi sendiri dengan mentransfer apa yang Ia lihat sendiri sejujur mungkin di atas kanvas. Tak hanya itu saja, Constable juga memilih untuk melukis apa saja yang ada disekitarnya terlebih dulu. Dalam suratnya yang Ia tulis untuk koleganya, Ia menulis “I should paint my own places best“. Constable juga tertarik dengan cahaya dan juga awan yang ada di awan tanpa membeda-bedakan mana yang lebih bagus atau mana yang lebih indah. Lukisan Naturalisme John Constable Dedham Vale 1816 & Analisisnya Berikut ini adalah beberapa contoh lukisan karya John Constable Teknik-teknik yang diusung Constable belum seutuhnya tercapai di dalam karya ini. Dimana lukisan di atas dibuat pada masa mudanya dengan latar belakang politik dan juga perang yang terjadi di negaranya. Walaupun begitu, lukisan tersebut telah mencerminkan komitmennya terhadap pengamatan alam yang cukup akurat dan jujur. Hal itu terlihat di rincian dari pepohonan dan langit yang sangat detail. Mata pengamat diarahkan ke bagian terjauh pemandangan sungai, sepanjang rute sungai ke menara yang jauh dari Gereja Dedham, yang meski kecil, tapi membentuk titik fokus yang kuat untuk lukisan tersebut. Pohon-pohon yang ada di kedua sisi kanvas membentuk bingkai ke bagian tengah gambar dan menyajikan pemandangan utamanya. Constable juga menyajikan pemandangan di sekitar rumah tersebut dengan baik, melalui penglihatan yang estetik tanpa melebih-lebihkan. Maria Bicknell 1816 & Analisisnya Lukisan yang satu ini merupakan potret tunangan dari Constable. Dimana lukisan tersebut dibuat sekitar tiga bulan sebelum acara pernikahan mereka. Potret tersebut dinilai sangat mirip dengan wajah Maria Bicknell. Walaupun tingkat kemiripannya cukup akurat, namun John tidak malu untuk menunjukkan marka sapuan kuasnya. Hal itu justru membuat kontras yang sangat indah antara latar belakang dan bagian potret wajah yang ada di depan. The White Horse 1819 & Analisisnya Di dalam lukisan di atas, Constable menggambarkan sebuah adegan kehidupan di pedesaan yang cukup wajar terjadi. Tidak menerapkan ekspresi ataupun emosi, mengasihani atau merayakan kehidupan kerja orang-orang yang Ia lukis. Constable hanya menyajikannya seperti apa yang Ia lihat. Di dalam lukisannya, Constable menunjukkan para pria yang melanjutkan hidup yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun, walaupun gempuran ancaman industrialisasi semakin besar. 2. Thomas Cole Thomas Cole merupakan sosok seniman yang lahir di area industri Inggris. Ia kemudian pindah ke Amerika Serikat pada saat masih muda. Sejak saat itu, Cole selalu berusaha untuk menangkap keindahan yang eksotik dari gurun-gurun yang ada di Benua Amerika. Lukisan-lukisan yang dibuat oleh Cole, ikut menjadi monumen untuk berbagai macam harapan dan juga kecemasan masyarakat Amerika yang baru saja tumbuh selama pertengahan abad ke-19. Ia dianggap sebagai seorang seniman pertama yang membawa mata pelukis pemandangan Eropa ke wilayah Amerika. Namun, sosok tersebut juga tetap menyajikan pemandangan Amerika yang unik. Lukisan Naturalisme Thomas Cole Berikut ini adalah beberapa contoh lukisan karya Thomas Cole Lake with Dead Trees Catskill 1825 & Analisisnya Lake with Dead menyajikan pemandangan Pegunungan Catskill yang berada di tenggara New York. Di tepi danau yang sepi tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon yang sudah mati dan juga dua ekor rusa yang sedang berjalan mondar mandir. Untuk latar belakang lukisannya sendiri adalah pada saat senja akan tiba. Di balik hutan tersebut, matahari yang akan menuju singgah sananya masih memancarkan sinarnya menembus langit yang berawan. Walaupun karya ini merupakan lukisan dari aliran Naturalis yang fokus pada teknis dan juga keakuratan dalam melukis. Tapi ada arti atau interpretasi yang bisa diproduksi. Lukisan yang satu ini seringkali diartikan sebagai suatu kontemplasi dan dialog antara hidup dan mati serta berlalunya waktu yang menjadi saksi dialog tersebut. The Consummation of Empire 1836 & Analisisnya Lukisan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari lima lukisan yang berjudul The Course of Empire yang dipesan oleh Lyman Reed. Masing-masing lukisan yang ada di dalam seri ini menyajikan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari mulai kebangkitan sampai kejatuhan peradaban imajiner tersebut. Semua seni tersebut dimaksudkan sebagai sebuah peringatan mengenai ambisi kekaisaran yang terlalu berlebihan. Lukisan yang satu ini menyajikan kekaisaran yang berada di puncak kekuasaannya lengah dan terbius akan ambisinya sendiri yang justru membuat kehancuran kota. Amerika baru saja membebaskan dirinya dari Kerajaan Inggris saat lukisan ini dibuat. Cole ingin memperingatkan bahwa negara yang baru tidak boleh jatuh ke lubang yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Tak hanya itu saja, seri ini sepertinya mengekspresikan kecemasan Cole terhadap ancaman perambahan industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang berkembang begitu pesat hingga menghiraukan alam yang ada di sekitarnya. 3. William Bliss Baker William Bliss Baker merupakan seorang seniman yang berasal dari Amerika Serikat. Baker mengawali pendidikan seninya di National Academy of Design di tahun 1876. Ia merupakan seniman berbakat yang sukses menggelar banyak pameran bahkan saat Ia masih menjadi mahasiswa. Hal itu terjadi karena Baker sudah mahir dalam melukis jauh sebelum Ia mengambil jurusan seni. Baker juga banyak memenangkan penghargaan seperti Hallgarten dan Elliot yang merupakan sebuah penghargaan berkelas di zamannya. Bisa dikatakan, Baker adalah seniman Naturalisme yang memiliki kemampuan teknis yang paling hebat di aliran ini. Dimana teknik melukisnya sangat akurat dan telah menginspirasi banyak kelahiran aliran baru yang kemudian diilhami oleh aliran Naturalisme. Baik itu para pelaku aliran foto-realisme di zaman modern, sampai para hiper-realisme di era kontemporer seperti sekarang. Lukisan Naturalisme William Bliss Baker Berikut ini adalah beberapa contoh lukisan karya William Bliss Baker Fallen Monarchs 1886 dan Analisisnya Lukisan yang satu ini menyajikan tentang dua pohon yang tumbang dan kontras dengan pohon yang baru tumbuh menghiasi hutan tersebut. Cahaya yang tembus ke ranting dan juga dahan pohon memberikan kesan spiritual dan imaji harapan di dalam karya tersebut. Ini merupakan salah satu contoh tata ungkap yang berhasil diberikan walaupun seniman secara objektif hanya menyajikan alam ke dalam sebuah lukisan. Fallen Monarchs disebut sebagai salah satu mahakarya dari Bliss Baker. Padahal kenyataannya, karya ini adalah lukisan yang dihasilkan di awal karirnya. Keakuratan di dalam penggambaran pemandangan di lukisan tersebut mengalahkan hasil foto yang bisa diambil di zamannya. Berbeda dengan aliran yang lain, dimana mereka menghindari kemampuan utama fotografi, Baker justru menaklukkan teknologi tersebut dengan menggunakan sapuan kuasnya. 4. Abdullah Suriosubroto Abdullah Suriosubroto diyakini sebagai pelukis atau seniman Indonesia generasi pertama yang sudah memperoleh reputasi internasional pada abad ke-20, setelah sebelumnya Raden Saleh mendapatkannya pada abad ke-19. Ia merupakan anak dari salah satu tokoh pergerakan nasional yang bernama Dr. Wahidin Sudirohusodo. Abdullah Suriosubroto sempat mengenyam pendidikan kedokteran di Belanda. Akan tetapi Ia lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis. Ia merupakan ayah dari pelukis Basoeki Abdullah dan seniman patung yang bernama Trijoto Abdullah. Lukisan Naturalisme Abdullah Suriosubroto Berikut ini adalah contoh lukisan karya Abdullah Suriosubroto Pemandangan Gunung 1935 Lukisan pemandangan di atas merupakan cikal bakal dari lukisan klasik yang ada di Indonesia. Dimana lukisan tersebut nantinya akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam melukis sebuah pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang memiliki ciri khas adanya gunung biru di belakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan. 5. Basuki Abdullah Basuki Abdullah merupakan putra dari Abdullah Suriosubroto. Ia juga ikut memberikan pengaruh yang besar di dunia seni rupa Indonesia. Sejak kecil, Basuki Abdullah sudah mulai suka dengan dunia seni. Kemudian Ia memperoleh pendidikan formal seni di Akademi Seni Rupa, Academie Voor Beeldende Kunsten, di Den Haag, Belanda. Lukisan Naturalisme Basuki Abdullah Pantai Flores 1942 ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
. 82 393 244 374 308 415 396 196